AKU DAN KEONG
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu mengajak keong jalan-jalan. Apabila Tuhan berkehendak maka mutlak aku tak dapat menghindari walau akau belum tahu maksudnya. Aku berjalan Berendeng dengan Keong yang merangkak perlahan-lahan, perlahan sekali sehingga Aku harus mengikutinya dengan langkah kecil bahkan harus berhenti dahulu.
Kakiku terasa pegal, aku piki ini tak benar dan tak rasional, perasaanku tak nyaman, aku kecewa, aku mendesak, menghardik, memarahinya, keong memandangku dengan pandangan meminta maaf, serasa berkata, "Aku sudah berusaha dengan segunap tenagaku, maafkan aku jika memperlambat langkahmu..."
Aku menariknya, menyeretnya, bahkan menendangnya, Keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor binatang lambat, super lambat, seperti Keong berjalan-jalan? Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap...
Biarkan saja Keong merangkak di depan, aku kesal di belakang, pelankan langkah, tenangkan hati dan bersabar.
Dalam ketenangan hati dan kesabaran, tiba-tiba tercium aroma bunga, angin sepoi-sepoi, ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku mendengar kicau burung, Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh? Mengapa dulu tak kurasakan semua ini? Barulah Aku teringat, mungkin Aku telah salah menduga.
Gemercik air dan gemerisik dedaunan yang beradu satu sama lainditiup angin yang lembut membuatku merasa nyaman dan tentram. Aku baru menyadari ternyata Tuhan meminta Keong menuntunku jalan-jalan agar Aku dapat memahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami jika ku berjalan seorang diri dengan cepatnya.
semua ciptaan Tuhan mengandung keindahan
tapi hanya segelintir orang yang dapat melihatnya
- Confucius -
tiadalah mereka melakukan perjalanan di muka bumi,
sehingga mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka merasa,
dan mempunyai telingan yang dengan itu mereka mendengar?
Sungguh, bukanlah matanya yang buta, tetapi butalah hatinya,
yang ada dalam rongga dadanya
- Q. S. Al-Hajj : 46 -
dikutip dari : Road to Happiness
Tidak ada komentar:
Posting Komentar